Ball valve memang terkenal awet dan tahan lama, tapi bukan berarti bisa dipakai selamanya tanpa masalah. Sama seperti komponen industri lainnya, valve juga punya masa pakai dan bisa mengalami penurunan performa seiring waktu. Kalau kamu mulai sering mengalami gangguan pada sistem perpipaan, bisa jadi masalahnya ada di ball valve yang sudah aus atau rusak. Supaya nggak telat ganti dan sistem tetap aman, kenali 5 tanda umum yang menunjukkan bahwa ball valve kamu sudah waktunya diganti.
1. Handle Ball Valve Terasa Berat atau Macet Saat Diputar
Salah satu indikasi paling awal adalah handle atau tuas ball valve terasa lebih berat dari biasanya. Normalnya, ball valve dirancang untuk membuka dan menutup dengan gerakan seperempat putaran yang ringan. Tapi kalau tiba-tiba tuas terasa seret atau bahkan macet, ada kemungkinan bagian internal seperti ball atau seat sudah mulai rusak, berkarat, atau kotor karena penumpukan residu dari fluida yang mengalir.
Dalam kasus lebih parah, hal ini bisa menyebabkan valve gagal menutup rapat, yang ujungnya bisa mengganggu aliran atau menyebabkan kebocoran. Jika sudah dibersihkan dan tetap macet, artinya komponen internal sudah tidak dalam kondisi prima dan perlu diganti.
2. Ada Kebocoran di Sekitar Valve
Ball valve yang masih dalam kondisi baik seharusnya bisa menutup aliran dengan sempurna. Tapi kalau kamu menemukan rembesan atau kebocoran di sekitar sambungan valve, baik dari body maupun stem-nya, itu adalah pertanda serius bahwa seal atau gasket internal sudah tidak bekerja dengan baik. Kebocoran juga bisa muncul akibat keretakan pada housing akibat korosi atau tekanan berlebih.
Sering kali, kerusakan kecil seperti ini masih bisa ditangani dengan perbaikan atau penggantian seal. Tapi kalau setelah diperbaiki kebocoran masih terjadi atau muncul di area baru, langkah paling aman adalah mengganti seluruh unit ball valve.
3. Aliran Fluida Tidak Lagi Stabil
Kalau kamu merasa tekanan atau debit aliran dalam sistem mulai terasa tidak konsisten, bisa jadi penyebabnya ada pada ball valve. Misalnya, valve yang tidak membuka penuh akibat karat, endapan, atau ball yang terjepit bisa menghambat laju aliran.
Hal ini bisa sangat berisiko, apalagi kalau digunakan di sistem yang membutuhkan presisi tinggi, seperti pada proses kimia atau aliran gas. Jika aliran tidak lagi optimal meski sistem lainnya baik-baik saja, segera periksa ball valve-nya. Performa yang sudah tidak stabil biasanya jadi tanda bahwa valve sudah kehilangan fungsinya secara maksimal.
4. Terjadi Korosi pada Bagian Luar Maupun Dalam
Korosi adalah musuh utama komponen logam di lingkungan industri. Jika ball valve tidak menggunakan material yang tepat sesuai jenis fluida atau kondisi kerja, maka permukaan valve bisa mulai menunjukkan tanda-tanda karat atau keropos.
Korosi di bagian luar memang terlihat secara kasat mata, tapi yang lebih berbahaya adalah korosi internal yang bisa merusak bola di dalam valve maupun sealing-nya. Bila tidak segera ditangani, kerusakan ini bisa menyebar dan menyebabkan keretakan atau kebocoran. Begitu ada indikasi karat, apalagi di lingkungan kerja ekstrem, sebaiknya pertimbangkan untuk mengganti valve dengan material yang lebih sesuai.
5. Ball Valve Sudah Terlalu Lama Digunakan
Terakhir, masa pakai juga jadi pertimbangan penting. Ball valve memang bisa tahan bertahun-tahun, tapi tetap saja punya batas usia tergantung intensitas pemakaian dan kondisi lingkungan. Valve yang bekerja nonstop di sistem bertekanan tinggi tentu akan lebih cepat aus dibanding yang hanya dipakai sesekali.
Kalau kamu sudah memakai ball valve lebih dari 5–10 tahun tanpa penggantian, ada baiknya mulai dilakukan inspeksi menyeluruh. Jangan tunggu rusak dulu baru diganti, karena risiko kebocoran atau gangguan sistem bisa jauh lebih mahal biayanya daripada sekadar preventive replacement.
Kesimpulan
Ball valve memang terlihat sederhana dan tangguh, tapi ketika mulai menunjukkan gejala seperti handle macet, kebocoran, korosi, atau penurunan aliran, itu artinya waktunya ganti unit baru. Melakukan inspeksi rutin dan mengganti valve sebelum rusak total adalah langkah terbaik untuk menjaga sistem perpipaan tetap berjalan lancar dan aman.
Dengan mengenali tanda-tanda ini sejak awal, kamu bisa mencegah kerugian besar akibat downtime atau kerusakan sistem yang lebih parah. Jadi, kapan terakhir kamu cek kondisi ball valve di sistem kamu?